Pukul Tifa, Sekum Buka Sidang Klasis Lemola

Tiakur, EXPO MBD

Sekretaris Umum (Sekum) Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM), Pdt. Izak Sacharias Sapulette, M.Si bersama Staf Ahli Bupati Maluku Barat Daya (MBD) Bidang Kemasyarakatan, Pembangunan dan SDM, Johanis Titirloloby, SH memukul tifa sebagai tanda resmi dibukanya sidang ke-37 Klasis Leti Moa Lakor (Lemola). Kegiatan ini terselenggara di gereja Elim, jemaat Werwaru, minggu (25/04).

Menurut Sekum Sinode GPM, Pdt. Izak Sacharias Sapulette, M.Si bahwa sudah saatnya GPM menjadi gereja yang mandiri dalam memenuhi amanat panggilan pelayanan. Tugas bersama adalah memaksimalkan seluruh potensi warga gereja, guna memelihara dan merawat pertumbuhan. Ini merupakan kewenangan yang perlu dilakukan gereja dengan penuh kesetiaan.

Dikatakannya, gereja perlu berkolaburasi bersama pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan warganya, sebab kemiskinan masih menjadi bagian dari Maluku dan Maluku Utara. Sehingga perlu diperjuangkan dengan menumbuhkan ketahanan ekonomi dengan pangan lokal khas daerah. Membentuk pusat-pusat produksi pangan lokal dengan kebanggaan sebagai ciri khas daerah.

Pada kesempatan yang sama Ketua Klasis Lemola, Pdt. M. M. Timisela, S.Th dalam sambutannya menyampaikan bahwa gereja hidup karena tuntunan kuasa roh Tuhan sebagai Pencipta dan Pemilik Kehidupan. Pengakuan ini sekaligus mempertegas tanggungjawab menanam dan menyiram dalam setahun tidak mungkin dilakukan sendiri oleh Majelis Pekerja Klasis, tetapi semua potensi gereja.

Persidangan klasis dan lainnya merupakan momen untuk mempertanggungjawabkan pelayanan kepada Tuhan Sang Kepala Gereja tetapi juga kepada persekutuan yang memberi mandat. Dari momentum persidangan juga telah melahirkan para pemimpin di tingkat desa sampai ke kota. Membangun budaya sikap terbuka dan jujur dalam mengelola milik Tuhan yang dipercayakan, ungkapnya.

Visi-Misi Klasis GPM Lemola, menjadi gereja yang berkembang, cerdas untuk membangun hidup yang aman, damai dan sejahtera. target pencapaiannya hanya ada pada kisaran 78,25%, atau kurang dari target. Pencapaian ini patut disyukuri, namun masih ada juga yang mengganjal dalam hati. Bahwa hasil boleh baik, hanya menunggu dampak dari semua proses yang telah dikerjakan, ujarnya.

Dari semua yang dikerjakan pada tahun 2020, ada pengakuan dengan kesadaran keterbatasan dan kelemahan. Hanya alat kecil dihadapan Tuhan “Rencana strategi (Renstra) 2021-2025 Klasis Lemola kedepan berdiri kuat keras, tahan uap air masin dan angin. Tetap berada dipinggir pantai antara laut dan darat untuk menjadi sombar bagi banyak orang,” ucapnya. (VQ)

Tinggalkan Balasan