Mozes Lohy Ingin “Kalesan Negeri Membangun MBD”

Tiakur, EXPO MBD

Sebagai perwujudan program pemerintah provinsi Maluku untuk Kalesan Negeri Membangun Maluku. Maka kabupaten Maluku Barat Daya lewat Pjs. Bupati, Drs. Mozes Lohy, MT juga melaksanakan hal yang sama yakni Kalesan Negeri Membangun Maluku Barat Daya (MBD). Pada hari jumat dijadikan bakti bersih, pakai topi ayaman, syal tenunan khas MBD, konsumsi pangan lokal di rumah dan warung makan.

Menurut Lohy, Lingkungan bersih masyarakat sehat. Maka pencanangan tanda dimulainya program dan komitmen untuk melaksanakan Kalesan Negeri Membangun MBD tepatnya pada, jumat (16/10) di lapangan Kalwedo. Sehingga kelak nantinya pada beberapa tahun mendatang tidak ada lukisan kenangan lingkungan pahit yang akan dikenang, tetapi abadi untuk dinikmati misalnya Gunung Kerbau.

Dikatakannya, oleh sebab itu merupakan sebuah kewajiban bersama untuk memikirkan kemasan lapangan kalwedo sebagai situs untuk pertemuan semua orang. Sehingga dapat digunakan untuk sajian olahraga, lantunan music khas, kuliner-kuliner khas daerah dan tempat kreasi untuk menyampaikan kreatifitasnya bagi kaum generasi milenial mencirikan khas daerah.

Pasalnya, menjadikan jumat bersih tolak ukur untuk start membangun negeri ini (MBD Red). Bersih lingkungan pantai, rumah, pasar, sekolah, perkantoran, tempat ibadah dan lainnya. Dengan bersih akan memberikan ruang bagi kesehatan bersama. Sebab ketika tidak bersih dan sehat, maka belum tentu dapat memberikan yang terbaik bagi pembangunan negeri.

Membantu masyarakat meningkatkan pendapatannya dengan mengkonsumsi pangan lokal pada hari jumat, dengan tidak makan nasi beras. Dapat dikoordinasikan untuk semua warung makan yang ada untuk menyiapkan makanan khas MBD. “Yang ada harusnya nasi jagung, petatas, pisang dan kasbi rebus. Bunga papaya dan daun kasbi rebus, ini makanan khas yang sehat,” ungkapnya.

Himbauan kepada seluruh jajaran instansi vertikal maupun pemerintah daerah di wilayah kabupaten MBD, untuk hari jumat bakti bersih bersama dapat menggunakan topi anyaman dan syal tenunan khas negeri. Sebagai semangat baru untuk membangun MBD dari budaya. Sebab yang menghargai dan menghormati budaya akan bertumbuh dalam peradaban yang baik, tuturnya. (VQ)

Tinggalkan Balasan