Digumuli 11 Tahun, Ebenhaezer Letpey-Ketty Dithabiskan

Lakor, EXPO MBD

Sejak dilakukan peletakan batu penjuru pada tanggal 23 Maret 2012 sampai tahapan penthabisan dan pengeresmian, Kamis (23/03/2023). Terhitung sudah 11 tahun perjalanan pergumulan umat di Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Letpey-Ketty membangun gedung gereja Ebenhaezer yang representatif untuk digunakan sebagai sarana ibadah.

Asisten Administrasi Umum, Drs. Y. Lelatobur sambutannya menyampaikan bahwa pembangunan gereja ini telah melewati proses pergumulan panjang dari seluruh warga jemaat, dengan harapan bahwa gereja ini akan tumbuh dan berkembang dalam persekutuan yang utuh dan indah. Menghasilkan jemaat yang sanggup mengemban misi pelayanan gerejawi sesuai amanat agung yesus Kristus Sang Kepala Gereja.

Menurutnya, semoga melalui peristiwa ini dapat menjadi momentum yang tepat memperkokoh semangat kebersamaan serta memberikan nuansa baru dalam menumbuhkan tekat dan motivasi warga gereja memanfaatkan gedung gereja secara optimal bagi peningkatan kualitas kehidupan iman. Semoga iman semakin bertumbuh dan terpacu untuk rajin beribadah, bersekutu dan melayani Tuhan.

Sementara itu Wakil Sekretaris Umum Majelis Pekerja Harian Sinode (MPH) GPM, Pdt. Dr. R. Rahabeat, M.Hum dalam sambutannya mengatakan salam “Tomat” yang terdiri dari 3 kata yakni tolong, maaf dan terima kasih.

Dimulai dari terima kasih. Atas nama GPM bersama 768 jemaat menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, telah bahu membahu, tolong-menolong, topang-menopang sehingga pembangunan gedung gereja Ebenhaezer Jemaat Letpey-Ketty dapat dithabiskan dan diresmikan. Ini tanda persaudaraan yang rukun, sehingga berkat Allah selalu tercurah, ungkapnya.

“Kami juga mohon maaf jikalau dalam semua proses pembangunan ini ada hal yang tidak berkenan, baik diantara para pelayan selama 11 tahun proses membangun ada hal yang tidak berkenan, maka atas nama gereja ini kami mohon maaf. Sebab dengan demikian kami percaya akan membuka lembaran baru. Ada luka batin antara jemaat satu dengan lain kami juga mohon agar menciptakan persaudaraan yang rukun, itu kunci jemaat, desa dan pulau ini diberkati,” ucapnya.

Permohonan untuk Pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) bahwa tidak mungkin gereja berjalan sendiri sehingga bersama dalam pergumulan membangun di pulau ini. Dengan melihat keunggulan-keunggulan spesifik yakni kambing dan bawang lakor. GPM juga mendorong pelayan menjadi penggerak di jemaat-jemaat, tuturnya.

GPM saat ini sementara menggelar GKM yakni Gerakan Keluarga Menanam, Gerakan Keluarga Melaut dan Gerakan Keluarga Memasarkan. Gerakan Keluarga Menanam yakni bagaimana memanfaatkan lahan yang tersedia sehingga dapat dimanfaatkan, ulasnya.

Gerakan Keluarga Melaut yakni Laut sebagai simbol Allah sehingga bagaimana anugerah Allah ini dikelola sedemikian rupa sehingga menjadi manfaat bagi jemaat dan masyarakat, ulasnya. Sedangkan Gerakan Keluarga Memasarkan, karena kalau sudah ada produk dan pasarnya tidak jelas maka akan jadi masalah, tutupnya mengakhiri. (VQ)

 

 

 

Tinggalkan Balasan