Mercy Barens Gandeng BDI Makassar Gelar Diklat 3 IN 1 di MBD

Tiakur, EXPO MBD

Anggota Komisi VII DPR RI asal Provinsi Maluku, Mercy Chriesty Barends, ST menggandeng mitra Balai Diklat Industri (BDI) Makassar menggelar Diklat 3 IN 1 bagi 50 orang untuk pembuatan aneka olahan berbasis ikan di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD). Kegiatan ini berlangsung selama 7 hari di aula Bapeddalitbang Kabupaten MBD, Jumat,11-17 Agustus 2023.

Menurut Mercy Chriesty Barends, ST bahwa Diklat 3 IN 1 ini memuat 3 prinsip utama. Pertama, peserta diberikan bekal ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan. Pendidikan dengan training berkualitas nasional sehingga kapasitas meningkat secara signifikan dan meningkatkan kualitas produk yang diusahakan. Kedua, mendapatkan sertifikasi dari Balai Diklat Indusri (BDI) Makassar dan sertifikasi kompetensi profesi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi. Ketiga, penempatan tenaga kerja.

Dikatakannya, dengan sertifikasi yang dimiliki kedepan dapat bermanfaat, sebab sertifkasi ini telah menjadi referensi di banyak perusahaan makanan. Betapa ini sangat berharga sekali Diklat 3 IN 1, untuk Kabupaten MBD karena sumber-sumber ikan sangat besar, tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal. Masih pada batasan tangkap dan jual dengan harga yang relatif murah. Berbeda dengan produk olahan berbasis ikan sebagai pertambahan nilai.

“Misalnya, seperti tepung sagu, naget ikan dan lainnya. Harga jualnya ada pada kisaran Rp. 75ribu sampai harga premium diatas Rp. 200ribu. Bisa dibayangkan dari ikan saja dapat menghasilkan berbagai jenis bahan makanan yang dapat dijual dengan harga terbaik,” ungkapnya.

Diklat 3 IN 1 ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas industri kecil dan menengah. Yang awalnya pengusaha mikro kemudian terarah mengelola bangan pangan melampaui skala ekonomi. Artinya satu saat dapat dilakukan dengan metodologi yang baik, mulai dari pengelolaan yang menjaga kualitas, performance produksi sampai kemasan dapat dijual ke berbagai wilayah dengan harga yang cukup tinggi.

“Disamping itu kita ingin merubah kultur orang membangun usaha dengan pendekatan bisnis. Jadi tidak sekedar terima bantuan habis pakai kembali lagi dengan usaha yang biasa-biasa saja. Bisnis walaupun kecil ketika dirintis akan menjadi menengah dan besar disektor perikanan terutama pada produk ikan. Semoga mampu mendukung dalam memberikan kesejahteraan ekonomi masyarakat juga pengembangan ekonomi daerah,” ucapnya.

Kalau usaha kecil dikelola dengan benar sesuai metode, tata cara dan kualitas yang benar maka suatu saat Kabupaten MBD akan melaju jauh. Mungkin saja akan menjadi daerah percontohan bagi kabupaten-kabupaten perbatasan, keluar dari kemiskinan ekstrim dengan mengelola pangan lokal dengan cara-cara berkualitas sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. (VQ)

Tinggalkan Balasan