Ayo Belajar Sejarah, Dari Masa Lalu Gapai Masa Depan

Catatan Redaksi Sebagai Sebuah Refleksi

Sejarah merupakan peristiwa yang terjadi pada masa lampau yang kebenarannya bisa kita buktikan dari peninggalan-peninggalan yang masih ada saat ini sebagai sumber informasi. Secara etimologi,  sejarah berasal dari kata shajarah – ayajaratun yang berarti pohon. Dari  asal kata inilah Sejarah dapat dimaknai sebagai pertumbuhan atau perkembangan dari sebuah pohon, yang mana sejarah menjadi akarnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sejarah juga dapat diartikan sebagai asal-usul (keturunan) silsilah. Dari devinisi ini kita dapat menyebutkan sejarah sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau dengan pengertian sederhana adalah ceritra yang benar-benar, tidak dikarang-karang karena berbicara sejarah yang benar adalah perlu bukti dan diakui secara turun temurun.

Bukti sejarah di bagi lagi menjadi dua bagian yakni sejarah yang ceritranya berdasarkan bukti atau berdasarkan benda (benda yang menceriterakan suatu peristiwa/kejadian) dan  sejarah yang hanya berdasarkan ceritra turun temurun. Oleh karena itu sejarah harus dimaknai sebagai pengetahuan tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi dimasa lampau dan dianggap sebagai ilmu yang harus dipelajari oleh setiap kehidupan manusia sebagai referensi untuk hidup di masa depan.

Dari pengertian ini maka sejarah memiliki ruang lingkup yang cakupannya meliputi :

  1. Sejarah sebagai peristiwa. Ini erat kaitannya dengan sesuatu yang telah terjadi dimana hal tersebut benar-benar ada, menyangkut kejadian penting, nyata dan actual yang memiliki karakteristik yaitu bersifat abadi (tidak akan berubah), hal ini perlu dipahami secara arif bagi setiap generasi pendukung sejarah itu, sehingga tidak terjadi pembelokan sejarah, karena fakta jelas merosotnya sebuah tatanan kehidupan salah satu akibatnya adalah pemutarbalikan sebuah kebenaran sejarah dan orang-orang yang memutar balikan cerita sejarah yang benar dikenal dengan sebutan orang-orang biadab.
  2. Sejarah sebagai ilmu, inilah fungsi sejarah, bahwa kebenaran sejarah itu obyektif karena mempelajari sejarah sama halnya dengan mempelajari kenyataaan dan kebenaran berdasarkan bukti berupa fosil, prasasti, situs kuno, maupun bukti ilmiah sejarah lainnya.
  3. Sejarah sebagai kisah, ini berkaitan dengan rangkaian ceritra bedasarkan kisah ingatan dan tafsiran manusia baik berdasarkan lisan maupun tulisan. Contoh dari ruang lingkup sejarah sebagai kisah seperti kisah Upa hruy dari Pulau Luang, Asal usul desa Kliis oleh suku Moa. Sejarah desa Bululora oleh suku Masela. Sejarah Manheri Mauhara oleh suku Woirata. Gunung Wuarlaly oleh suku Damer. Nene Rara Samno Ornusa oleh suku bangsa Damer. Tyarka atau Cerka oleh suku bangsa Babar. Sejarah Api Desa Iblatmuntah oleh Suku Bangsa Babar. Ai Wor Maha oleh suku Luang Barat. Asal usul dusun Masbuar oleh suku Babar. Asal Usul Negeri Letoda oleh Suku Lakor. Asal usul Suku-suku dipulau Wetar. Bappepea oleh suku Masela.  Gunung Worulidarwawa oleh Suku Wetang. Hidup Sebatang Kara certa rakyat oleh suku bangsa Babar. Ikpotana oleh Suku Bangsa Babar. Kisah Wlu Morl dan Rattilmya oleh suku Babar. Manusia Batu di Waawerapa oleh suku bangsa Babar. Mas Ayam  oleh Suku Masela dan masih banyak lagi kisah-kisah sejarah yang yang tersebar di seantero negeri Maluku Barat Daya.
  4. Sejarah sebagai seni, Sejarah yang ditulis atau diceriterakan kembali mempunyai sifat seni didalamnya, misalnya adanya relief pada situs-situs bersejarah, lukisan-lukisan pada dinding-dinding goa, motif-motif tenunan, dan lain-lain.

Dalam sejarah, ruang dan waktu memiliki keterkaitan yang erat. Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa sejarah dalam berdasarkan waktu, artinya  waktu menitikberatkan pada aspek kapan peristiwa sejarah itu terjadi. Sedangkan ruang menitikberatkan pada dimana peristiwa itu terjadi (tempat).

Dalam sejarah konsep ruang dan waktu merupakan unsure yang tidak dapat dipisahkan, baik dari satu peristiwa maupun perubahannya dalam sejarah. Contoh kalau peristiwa itu terjadi di pulau Luang, biarlah orang Luang yang berbicara, kalau peristiwa itu terjadi di pulau Kisar biarlah orang Kisar yang berbicara, jangan ada fersi-fersi sejarah tambahan yang mucul dan diceriterakan berdasarkan fersi orang lain.

Walaupun dari sisi ceriteranya ada keterkaitan dengan daerah lain, memang semua orang punya hak untuk berbicara tentang sejarah suatu daerah tetapi versinya harus  jelas dari sumber aslinya. Perjalanan manusia sebagai pelaku sejarah tidak dapat dilepaskan dari unsure ruang dan waktu, sebab perjalanan manusia itu sendiri merupakan perjalanan waktu pada suatu tempat yang ditinggali oleh manusi itu sendiri.

Focus utama bagaimana mengetahui kehidupan dan keadaan  masa lampau harus berdasarkan pada sumber-sumber sejarah, seperti :

  1. Artefak, merupakan benda peninggalan buatan manusia dimasa lampau, seperti belanga tanah, piring, tombak, perhiasan, dan lain-lain sejenisnya. Oleh karena itu setiap benda-benda peninggalan ini harus disimpan oleh generasi turun temurun sebagai saksi sejarah yang falid (jangan dijual), karena sejarah yang diakui adalah sejarah yang disertai dengan bukti.
  2. Bukti Tekstual atau naskah, ini merupakan peninggalan berupa tulisan tetapi dapat pula berupa susunan gambar untuk berkominikasi.
  3. Semua Monumen, bangunan, struktur merupakan tinggalan hasil karya manusia,. Di Maluku Barat Daya sendiri misalnya, Gereja Tua Desa Pati,  desa Wonreli, Piramida di Pantai Madalahar Pulau Kisar dan lain-lain semua benda yang memilki nilai sejarah hendaknya dijaga sehingga menjadi ceritra sejarah bagi masyarakat pendukungnya turun temurun.

Bagi sebagian orang, sejarah merupakan sesuatu yang hambar tidak perlu diketahui dan di pelajari, namun bagi orang yang paham betul pentinngya mengetahui sejarah akan menjadi orang yang beradab, bukan berarti orang yang tidak mengetahui/belajar sejarah adalah orang yang tidak beradab tetapi orang yang mengetahui sejarah akan tampil beda.

Maksudnya ialah dengan memahaami sejarah kita dapat melihat suatu peristiwa dengan berbagai sudut pandang, tentang bagaimana  peristiwa itu terjadi, apa dampak dari peristiwa itu. Manfaat belajar sejarah juga melatih diri menjadi lebih kritis terhadap sesuatu, meningkatkan daya jelajah otak berpikir sebelum berbicara. Maksudnya ialah yang saya bicarakan ini menyakiti dia atau tidak padahal sesungguhnya dia itu saudara saya.

Mengetahui siapa saya dan darimana saya berasal. Masyarakat Maluku Barat Daya memiliki ceritera sejarah yang jika dipelajari dan ditarik benang merahnya maka kita ini orang basudara yang  diikat oleh budaya dan tradisi yang sama. Sebenarnya kesamaaan ini adalah anugrah Tuhan dimana Tuhan menempatkan kita pada wilayah yang indah.

Dipenuhi dengan susu dan madu untuk dinikmati bukan sebagai tempat berkonflik, adu kuat, dan lain-lain. Kepintaran  adalah untuk membangun, bukan untuk menfitnah, sejarah berbicara tentang sebuah kebenaran dan kebenaran itu adalah kunci keharmonisan hidup di dunia.

Tinggalkan Balasan