Sidang Terbuka Pengambilan Sumpah 106 Perawat MBD

Obat Hanya Sugesti, Mujarab Kesembuhan Adalah Hati Yang Gembira

Tiakur, EXPO MBD

Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Maluku, Heri Jotlely, Amd.Kep, S.Sos, M.Kes. Dalam sidang terbuka telah mengambil sumpah bagi 106 perawat, baik dari Rumah Sakit (RS) maupun Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang ada di kabupaten Maluku Barat Daya (MBD). Sidang ini digelar di gedung serbaguna, rabu (11/11).

Dalam sambutannya ketua DPW PPNI Maluku menyampaikan bahwa, upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) perawat di provinsi Maluku lewat iven bastori untuk tiap bulannya. Untuk menjawab tantangan yang terus meningkat. Sumpah perawat merupakan sebuah keharusan untuk melindungi kegiatan praktek keperawatan, sesuai tuntutan dan amanat Undang-undang.

Setelah itu pengambilan sumpah perawat, lanjut Jotlely akan diberikan sertifikat sumpah perawat. Kemudian akan dilengkapi untuk mengusulkan Surat Tanda Registrasi (STR), dilanjutkan juga dengan pengusulan untuk mendapatkan Surat Izin Praktek Perawat (SIPP). Tugas organisasi perawat yakni PPNI adalah untuk menjaga nilai-nilai yang terkandung dalam kode etik dari sumpah perawat.

Selain itu Pejabat Sementara (Pjs) Bupati kabupaten MBD, Drs. Melky Lohy, MT dalam sambutannya juga mengatakan bahwa perawat merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan, berada di garda terdepan selama 24 jam bersama pasien. Mendengarkan setiap keluhan kesehatan. Perawat memiliki tanggungjawab untuk memberikan pelayanan perawatan, dari sejak kelahiran hingga kematian.

Menurut Lohy, ini peran sangat luar biasa untuk promosi kesehatan, mencegah penyakit, memperbaiki derajat kesehatan dan mengurangi penderitaan. Sehingga untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang sehat, didukung oleh sumber daya manusia yang professional. Sehingga pelayanan kesehatan dapat berkualitas, aman dan bermutu bagi kesehatan masyarakat khususnya di kabupaten MBD.

Pasalnya, cerita pelayanan kesehatan pada kenyataannya masyarakat sekarang takut masuk perawatan di RS, karena tidak dilayani dengan hati yang penuh ketulusan. Karena obat itu hanya sugesti, tetapi butuh senyuman dengan sentuhan ketulusan. Karena obat yang mujarab adalah hati yang gembira, sebab akan tertransfer cahaya kemulian sehingga pasien mendapatkan kesembuhan.

Melayanilah dengan hati serta senyum untuk melihat wajah, ini positif untuk memacu kesembuhan masyarakat. Kesehatan juga berpengaruh kepada pembangunan. Sebab orang sehat dulu baru pintar, bukan orang pintar baru sehat. Oleh karena itu, sektor kesehatan dan pendidikan adalah dua mata rantai yang harus berjalan seiring untuk membangun SDM kabupaten MBD, harapnya. (VQ)

Tinggalkan Balasan