Pemuda Dukung Pemerintah Sebagai Agen Perubahan

Tiakur, EXPO MBD

Terhitung sejak 92 tahun silam lahirnya sumpah pemuda pada 28 oktober 1928. Ini bukanlah sebuah usia muda, usia opa dan oma. Dengan momentum sumpah pemuda saat ini, ada gelora yang dikumandangkan oleh pimpinan organisasi kepemudaan (OKP) menyuarakan keinginan hati. Ada makna untuk melakukan perubahan yang terstruktur dan tersistematis, serta mendukung pemerintah sebagai agen perubahan itu.

Hal ini disampaikan Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Maluku Barat Daya (MBD), Mozes Lohy, MT dalam acara syukuran sumpah pemuda di gedung serbaguna MBD, kamis (29/10). OKP itu tidak lain adalah Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).

Menurut Lohy, bicara tentang pembangunan negara bahkan kabupaten MBD tidak dapat dilakukan hanya oleh satu komponen saja. Sehingga semua yang berdomisili di MBD, mempunyai beban moral dan tanggungjawab yang luar biasa untuk membangun. Proses perubahan mencakup politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan, teknologi, kelembagaan dan budaya.

Dikatakan Lohy, dari testimoni yang disampaikan oleh pimpinan OKP saat acara syukuran sumpah pemuda ada beberapa hal yang dipahami. Soal sumpah, jangan hanya ungkapan manis kata-kata yang terdengar indah untuk mempengaruhi saja. Bagaimana mengisi kemerdekaan dengan gigih dan kesungguhan, mengingat perjuangan yang dilakukan oleh para pendiri bangsa maupun pemuda.

 

Pasalnya, ada juga sebuah kerinduan untuk menyatakan damai ibarat kata gaum bersambut. Ilustrasi pikir yang terungkap karena sederhananya bahwa kabupaten MBD masih pada urutan terbawah. Termiskin, pendidikan, stunting, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga belum dapat disetarakan, berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan daerah lain.

Sedikit menoreh bahwa kabupaten MBD dibekali leluhur dari Tuhan Yang Maha Kuasa memiliki hasil yang berlimpah. Potensi ini harus dikelola dengan semangat gelora dalam peringatan sumpah pemuda ke-92. Walaupun dalam waktu singkat 71 hari memimpin MBD, pantang surut melahirkan api yang berkobar untuk membakar semangat dalam membangun bumi kalwedo, ungkapnya.

Harapannya, semoga ini malam syukuran menjadi perenungan sehingga jangan lagi ada statemen perbedaan diantara pimpinan OKP. Bagaimana menyatukan barisan semangat pikir dengan arif dan bijaksana, melihat potensi yang besar untuk membangun negeri yang diberkati oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk menghadirkan kesejahteraan bagi kita semua. (VQ)

Tinggalkan Balasan