Polri Diminta Awasi Ketat Medsos di Momentum Pilkada

JAKARTA, EXPOMBD.COM – Ketua Umum Aliansi Wartawan Indonesia Timur (AWIT), Freni Lutruntuhluy meminta institusi Polri untuk mampu mendeteksi akun palsu sosial media termasuk facebook yang berpotensi menyebarkan kebencian dengan menggunakan kecepatan sistem algoritma di momentum pilkada 2020 nanti.

Ia menjelaskan, penggunaan sistem algoritma facebook itu biasanya digunakan banyak orang dalam mengkampanyekan iklan atau produk bisnis berbeda dengan postingan biasa yang hanya dilihat dalam jumlah terbatas. Caranya sangat muda hanya dengan membayar kepada facebook untuk mendistribusikan postingan mereka melalui jalur distribusi yang sistemik sesuai market yang di inginkan. Hal itu hanya diketahui oleh si pembuat akun.

Dijelaskan, meskipun pihak facebook telah melakukan larangan terhadap konten yang dilarang, bukan berarti narasi-narasi yang bisa mengarahkan dan mengganggu pikiran orang itu juga ikut dibatasi.

Ketua Umum Aliani Wartawan Indonesia Timur, Freni Lutruntuhluy, S.Pd

“Inilah yang sangat sulit dibatasi kalau urusannya dengan narasi”, jelasnya.

Sistem algoritma facebook itu katanya terjadi sangat cepat bahkan masuk sampai ke wilayah pedalaman meskipun jaringan internet terbatas. Selain itu sistem itu bisa mengatur pada usia-usia tertentu atau sesuai jenis kelamin saja.

“Yang dikhawatirkan adalah orang dengan gampang membuat akun palsu untuk menyebarkan kebencian di masyarakat hanya karena ingin mendapat manfaat politik. Rakyat menjadi korban, orang lain mendapat untung, tidak bisa seperti itu”, ujar Freni Lutruntuhluy di Jakarta pada jumad (31/07).

Dijelaskan, memang ini adalah sistem yang tidak mudah untuk ditelusuri, tetapi bagaimanapun menjadi tanggungjawab semua pihak lebih khusus pihak kepolisian agar proses demokrasi berkualitas dan tidak meninggalkan masalah.

Dia mengungkapkan, jika dicermati secara baik, percakapan politik di sosial media sangat tinggi, bahkan saling “serang” dengan kata-kata yang tidak mendidik serta mengarah kepada hal yang tidak diinginkan. Apalagi menggunakan sistem itu untuk menjalankan misi hanya karena ingin menang dalam kontestasi politik.

“Ini adalah tugas kita bersama sebagai warga negara yang baik untuk menjaga demokrasi kita. Selain institusi Polri, insan pers juga ikut menyuarakan dan menjelaskan bahwa politik yang baik itu adalah merangkul perbedaan”. (*)

Tinggalkan Balasan