Cerita Pelantikan Pengurus Pemuda Tanimbar Di Tiakur
Tiakur, EXPO MBD
Kiranya dengan dilantiknya Pengurus Pemuda Tanimbar di Tiakur kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) mampu menghadirkan hal-hal yang terbaik. Atas nama orang Tanimbar demi untuk membangun kabupaten bertajuk kalwedo ini. Tatangan juga untuk bekerja keras dengan mampu mendata semua orang asal tanimbar yang tersebar di seluruh wilayah MBD.
Hal ini disampaikan Ketua Pengurus Urayana pulau Moa, J Titirloloby, S.Sos, M.Si disaat acara Pelantikan Pengurus Pemuda Tanimbar di Tiakur, belum lama ini. Tidak ada kaitan dengan konstelasi politik yang sementara ini berlangsung, ini adalah ansi dari kepengurusan Tanimbar. Semua berkaitan dengan persoalan suka dan duka yang dialamai oleh keluarga, karena pemuda merupakan agen perubahan.
Pemuda merupakan pemegang tongkat estafet dan motorisator pembangunan yang perlu diberdayakan secara optimal demi kemajuan daerah. Pengurus Pemuda Tanimbar merupakan bagian integral dari Persekutuan Keluarga Besar Urayana di kabupupaten MBD. Dalam memajukan daerah dengan mengedepankan kultur dan budaya sebagai bagian dari orang basudara.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Pengurus Pemuda Tanimbar, Richart Kanikir bahwa dilantik ditengah-tengah kepentingan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) bukan untuk mendukung salah satu pasangan calon. Tetapi kehadirannya untuk perubahan tantangan generasi muda “Zaman Now” sebab pemuda diharapkan mampu merubah masa depan bangsa bahkan daerah secara khusus.
Sejarah telah membuktikan bahwa pemuda telah banyak berbuat, namun tantangan terus datang. Sehingga pemuda dituntut untuk terus belajar dari sejarah agar memiliki jati diri dan memiliki dasar yang kuat, sehingga dapat mengetahui dari mana perubahan harus dibuat. Setelah itu, barulah sebagai lokomotif perubahan yang siap untuk bergerak maju.
Selain itu lurah Tiakur, Hanok Saily, SH dalam sambutannya menyampaikan bahwa orang Tanimbar dan orang MBD mempunyai keterikatan emosional. Hal ini cukup beralasan karena cerita leluhur sejak abad ke-19, dengan runtuhnya dua kerajaan besar yakni kerajaan Ilmarang dan kerajaan Enos. Kalaupun kerajaan Enos tidak tenggelam, maka itu merupakan bagian dari Tanimbar.
Ada gelombang besar orang yang terpencar, sebagian ke pulau Tanimbar dan sebagaian lagi ada di MBD. Ini diperlihatkan dengan sejumlah deretan cerita dan bukti sejarah yang masih tersimpan rapi dalam kemasan ruang sejarah masing-masing. Sehingga kalaupun saat ini ada pelantiakan Pengurus Pemuda Tanimbar, maka merupakan napak tilas dari sebuah perjalanan sejarah masa lalu, ungkap Saily.
Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah “Jas Merah” kutipan Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno, memotivasi untuk membangun dengan semangat persatuan dan kesatuan. Tidak memecah belah, tetap merajut kebersamaan dengan upaya membangun negeri. Sebab “Tuhan Tidak Merobah Nasib Suatu Bangsa Sebelum Bangsa Itu Merobah Nasibnya,” tegas Saily mengakhiri. (VQ)