Resah Soal Penanganan, Keluarga Pasien Korona Ngamuk

Tiakur, EXPO MBD

Sejak pertama kalinya diumumkan 3 warga yang terkonfirmasi positif virus korona, maka terhitung 2 bulan lamanya menjalani karantina dan perawatan di Mes Pemda kabupaten Maluku Barat Daya (MBD). Ternyata pada hari rabu (24/06/2020) publik dikejutkan dengan keluarga pasien yang datang ke Mes Pemda. Dengan tensi yang cukup, menyatakan keresahan soal penanganan yang tidak maksimal.

Hal ini disampaikan Oyang Pitanlakor saat diwawancarai awak media, usai bertemu langsung dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 kabupaten MBD, di Mes Pemda tempat karantina dan perawatan. Dipertanyakan soal prosedur tetap (Protap), penanganan pasien virus korona. Apakah mereka yang dinyatakan positif ini dirawat atau dikarantina.

Dikatakan Oyang begitu sapaan akrabnya, kalaupun saat ini statusnya adalah terkonfirmasi maka harusnya Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 kabupaten MBD dapat memberikan pelayanan maksimal. Dengan tindakan perawatan bukan lagi tindakan karantina. Tetapi kondisi ini malah terbalik, faktanya bahwa pihak medis datang 2 minggu sekali untuk mengukur suhu tanpa melakukan tindakan yang lain lagi.

Menurut Oyang bahwa datang melakukan pemeriksaan saja 2 minggu sekali. Sudah pasti tenaga kesehatan tidak pernah menjaga, hanya aparat keamanan saja yang setia menjaga dan mengamankan lokasi tiap waktu. Makanan yang disajikanpun ada yang belum matang, sehingga tidak dapat dimakan.

Dibeberkan Oyang, ketersediaan obat hanya Vitamin-C, karena itu saja yang diberikan selama ini kepada mereka yang terkonfirmasi virus korona. Olehnya pihak keluarga mengambil inisiatif untuk membelanjakan obat sendiri, tanpa melalui resep dokter. Semua ini dilakukan semata-mata untuk menjaga kondisi dan daya tahan tubuh yang baik. (VQ)

Tinggalkan Balasan