Rely Noach Kukuhkan Bunda Literasi 7 Kecamatan
Tiakur, EXPO MBD
Bunda Literasi Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Rely A. H. Noach mengukuhkan Bunda Literasi 7 Kecamatan yakni Bunda Literasi Kecamatan Masela, Bunda Literasi Kecamatan Dawelor Dawera, Bunda Literasi Kecamatan Mdona Hyera, Bunda Literasi Kecamatan Damer, Bunda Literasi Kecamatan Wetar Timur, Bunda Literasi Kecamatan Wetar Barat dan Bunda Literasi Kecamatan Wetar Utara. Bertempat di kafe koli, Jumat (13/10/2023).
Bunda Literasi Kabupaten MBD, Rely A. H. Noach dalam sambutannya menyampaikan bahwa salah satu bentuk perkembangan anak adalah dengan melihat kemampuan literasi disamping kemampuan nomerasi. Dimana Literasi merupakan kemampuan membaca dan menulis sedangkan nomerasi merupakan kemampuan menmgenal angka.
Menurutnya, walaupun dalam perkembangan saat ini, konsep literasi dan nomerasi berkembang sangat pesat dan menjadi kunci peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Negara Indonesia dalam perkembangannya termasuk Negara dengan kemampuan literasi yang rendah jika dibandingkan dengan Negara-negara di Asia Tenggara.
Dikatakannya, Pemerintah menitip beratkan peningkatan kemampuan literasi pada semua jenjang pendidikan. Sehingga dapat mendorong peningkatan kualitas SDM. Dengan konsep peningkatan kemampuan literasi untuk mendorong kemampuan peningkatan SDM, maka program Bunda Literasi hadir untuk menggerakan budaya membaca dan menulis kepada generasi muda.
“Saya telah menerima tanggungjawab sebagai Bunda Literasi Kabupaten dan hari ini kita membagi tanggungjawab bersama Bunda Literasi Kecamatan untuk bersama menggerakan budaya literasi diseluruh wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya,” ungkapnya.
Keberadaan Bunda Literasi akan menjadi motivator bagi anak-anak untuk gemar membaca dan mendorong juga dapat menulis dengan baik. Anak-anak harus diajak untuk dapat memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan kecerdasan. Ada pepatah tua yakni “Dengan membuka lembaran buka kita dapat melihat dunia”, ucapanya.
“Untuk mendorong kemampuan literasi, saya berharap kita mesti memulai dari keluarga masing-masing. Terutama kita sebagai para ibu yang secara emosional sangat dekat dengan anak-anak, bisa menjadi perpustakaan pertama bagi anak-anak gemar membaca. Ibu juga merupakan pendidik utama dalam keluarga, olehnya proses pengenalan literasi pada anak sangat bergantung pada ibu,” imbuhnya.
Keluarga adalah fondasi guna mendorong kecerdasan anak baik dari aspek intelektual, emosional maupun spiritual. Untuk itu seluruh proses peningkatan kemampuan literasi harus fokus pada keluarga disamping melibatkan sekolah sebagai lembaga pendidikan utama, katanya.
Keluarga sebagai fokus utama karena pengaruh negatif media sosial, maka orang tua harus melakukan pendampingan kepada anak. Menjelaskan dampak baik dan buruknya medsos, kemajuan teknologi tidak dapat dibendung tetapi kita dapat bersikap bijak. Bisa memberikan bimbingan kepada anak saat menggunakan Handphone kearah positif, tuturnya. (VQ)