Noach, GMKI Jadi Sekolah Kader Lahirkan Pemimpin

Syota, EXPO MBD

Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) merupakan sekolah pengkaderan untuk melahirkan pemimpin bangsa juga daerah kelak. Negara Indonesia memiliki mesin pengelola pemimpin, maka GMKI merupakan salah satunya. Ini bukan pertama kali dan menjadi hal baru untuk dibuat, GMKI sudah lama berkontribusi sejak perjuangan-perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Bupati kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Benyamin Thomas Noach, ST ketika membuka acara Masa Perkenalan (Maper) anggota baru GMKI cabang Tiakur. Di gedung gereja Elika jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Syota, jumat (18/09). Menghasilkan para pemimpin bangsa dan daerah yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan.

Menurut Oyang begitu sapaan akrab bupati kabupaten MBD, Drs. Jo Leimena adalah tokoh besar Kristen dan gerakan ini bukan tempat kumpul bercerita. Namun menjadi suatu gerakan mahasiswa yang terus bergerak maju menuju tujuan mulai daerah ini (MBD Red). GMKI harus terus memberikan kontribusi positif dalam pembangunan serta kelak menjadi pemimpin di kabupaten MBD.

Pada kesempatan yang sama ketua panitia Maper GMKI cabang MBD, Leo Samadara melaporkan bahwa kegiatan ini (Maper Red), diikuti oleh 57 orang calon anggota baru GMKI cabang Tiakur. Kegiatan ini terlaksana berkat kerja keras panitia dan pengurus GMKI cabang Tiakur. Disertai ucapan terima kasih kepada semua pihak untuk sumbangsi materi maupun spirit pikir.

Ketua GMKI cabang Tiakur, Marthen Watremny dalam sambutannya juga mengatakan bahwa kegiatan Maper adalah bagian kegiatan internal organisasi untuk menerima sekaligus membentuk kader GMKI yang baik dan berkomitmen untuk mau belajar. Ada sorotan untuk menjadikan Syota sebagai destinasi wiasata sehingga berdampak ekonomi terhadap masyarakat.

Mewakili senior GMKI cabang Tiakur, Jefry Rehiraky menyatakan Maper merupakan sebuah keharusan. Sebab semua mahasiswa Kristen belum tentu merupakan GMKI. Harapannya GMKI bertanggungjawab menyiapkan pemimpin masa depan untuk bangsa dan daerah bercirikan kekristenan. Maka GMKI harus tampil berbeda dan terdistribusi dalam medan gumul yaitu gereja, perguruan tinggi dan masyarakat.

Menyikapi momentum pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (Pilkada) desember mendatang, GMKI harus mampu menjaga independensi diri. Mampu menghadirkan kesejukan dengan pemahaman yang rasional dan obyektif kepada masyarakat di kabupaten MBD. Sehingga dapat tercipta situasi yang aman, tertib dan damai, ungkap Jefry menutup. (VQ)

Tinggalkan Balasan