Ina Parenting Ajak Pemangku Kepentingan Perangi Stunting

Tiakur, EXPO MBD

Upaya memerangi dan menurunkan angka stunting di kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), harus menjadi tanggungjawab bersama seluruh pemangku kepentingan di kabupaten MBD. Dimulai dengan merubah pola hidup bersih dan sehat serta banyak mengkonsumsi pangan lokal. Karena pangan lokal seperti ikan, daging, umbi-umbinan, kacang-kacangan dan sayur ajaib kelor sangat kaya akan nilai gizi.

Hal ini disampaikan ketua tim penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Relly Noach selaku Ina Parenting kabupaten MBD pada kegiatan mobilisasi masa untuk percepatan pencegahan stunting di desa Tounwawan dusun Poliwu, yang dilaksanakan oleh dinas Kesehatan, jumat (17/07).

Menurutnya, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak (Pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama (kronis). Sehingga anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal sesusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Kekurangan asupan gizi sejak dalam kandungan dan masa awal kelahiran anak.

Dikatakannya, anak yang mengalami stunting dapat dilihat dari ciri-ciri seperti gigi terlambat tumbuh, penurunan kemampuan focus (Perhatian) memori belajar, tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang lain, pertumbuhan yang terhambat.

Ungkapnya, berdasarkan angka prevalensi balita stunting di kabupaten MBD masih cukup tinggi. Sebab berada pada 27% di tahun 2019, karena menurut badan kesehatan dunia (WHO) mengisyaratkan angka prevalensi harus berada dibawah 20%.

Tururnya, ada tiga komponen utama yang harus diperhatikan untuk memerangi stunting. Perbaikan pola makan, perbaikan pola asuh, sanitasi dan air bersih. Untuk pola makan, anak-anak mengalami keterbatasan jumlah akses. Makanan tidak bervariasi dan kini menyebabkan kekurangan asupan gizi.

Pasalnya, hidup ditepi laut tetapi anak-anak tidak diberikan konsumsi ikan yang banyak. Kaya akan kelor yang mendunia sebagai sayur ajaib. Punya kacang-kacangan, umbi-umbian yang kaya akan zat gizi. Namun tidak diberikan kepada anak-anak, dibiarkan mengkonsumsi mie instan. Kembalilah kepada pangan lokal karena kaya akan nilai gizi.

Ucapnya, untuk pola asuh harus merubah dengan pengasuhan yang efektif. Memberikan perhatian ekstra sehingga menciptakan emosi anak yang stabil, agar tumbuh lebih sehat dan kuat kedepan. Menciptakan praktek hidup bersih dan sehat kepada anak, dengan mengajarkan anak untuk mencuci tangan sebelum makan.

Ulasnya, aspek sanitasi dan air bersih, diharapkan kepada pemerintah daerah untuk menyiapkan ketersediaan air bersih yang cukup untuk seluruh kecamatan. Kesulitan air bersih untuk desa/dusun harus segera diatasi. Selain itu, sanitasi lingkungan juga perlu menjadi perhatian bersama. Setiap rumah harus memiliki jamban sehat, sanitasi rumah yang baik.

Merubah kesadaran prilaku hidup bersih dan sehat dari keluarga dan lingkungan sekitar. Maka dapat dipastikan kabupaten MBD akan sukses memerangi stunting untuk kehidupan anak cucu yang lebih baik lagi kedepannya, tegasnya mengakhiri. (VQ)

Tinggalkan Balasan