Disleksia : Mengenal Lebih Dekat Tantangan dan Solusinya

Oleh :

Vensca Miryam Wakim, S. Pd.,Gr.

Mahasiswa Magister Administrasi Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

Pendidikan adalah hal yang mendasar dalam kehidupan manusia. Dengan adanya pendidikan seseorang dapat mengembangkan potensi diri yang dimilikinya. Sesuai dengan tujuan dari pendidikan menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 bahwa “Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Jika demikian, maka siswa harus memiliki kemampuan dasar untuk menerima informasi ataupun pengetahuan dalam proses pembelajaran yang baik agar dapat berkembang sesuai harapan orang tua maupun guru.

Salah satu bentuk kemampuan dasar tersebut adalah kemampuan membaca. Dengan membaca maka dapat membantu siswa untuk dapat menerima maupun menggali lebih dalam mengenai informasi ataupun pengetahuan. Hodgson (Tarigan, 2008:7) menjelaskan bahwa “membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata – kata atau bahasa tulis, suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu satu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata – kata secara individual akan dapat diketahui”. Sehingga jika dalam proses mendapatkan pesan dalam membaca tidak terlaksana dengan baik, maka pesan secara tersurat dan tersirat yang diberikan oleh penulis tidak akan dipahami. Apabila siswa mengalami kesulitan dalam membaca, maka proses mendapatkan informasi pun akan ikut terganggu sehingga bisa timbul ketertinggalan dalam proses belajar.

Kesulitan membaca adalah bentuk yang paling umum dari ketidakmampuan belajar. Karena hal ini terkait dengan pemahaman, pengejaan, dan penulisan. Siswa yang mengalami kesulitan membaca biasanya mengalami kesulitan dengan memori kerja, perhatian dan keterampilan organisasi. Dampak dari kesulitan membaca meliputi masalah pembelajaran dikelas, kemampuan untuk berpatrtisipasi dalam komunikasi sosial, perilaku dan tantangan sosial-emosional. Kesulitan membaca ini biasanya disebabkan oleh sebuah gangguan pada syaraf otak. Gangguan ini yang kita kenal dengan Disleksia.

Disleksia adalah sebuah kondisi yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, dan mengeja, meskipun memiliki kecerdasan yang normal atau di atas rata-rata. Selain itu orang dengan Disleksia sering mengalami kesulitan dalam membunyikan kata-kata, memahami kata-kata tertulis dan menamai objek dengan cepat (Hulme & Snowling, 2016). Mereka sering kali mengalami kesulitan dalam memproses informasi yang didengar atau dilihat, khususnya yang berkaitan dengan bahasa. Kemudian, Mereka juga memiliki perbedaan dalam memproses informasi bahasa yaitu bagaimana mengambil informasi (input), bagaimana mereka memahami informasi tersebut, mengingatnya dan mengaturnya dalam pikiran mereka (cognitive processing) sehingga menghasilkan tanggapan (response) serta bagaimana mereka menyampaikan tanggapan tersebut (output). Hal ini terjadi karena adanya gangguan dalam fungsi neurologis.

Tanda-tanda umum dari kesulitan membaca meliputi kosakata yang terbatas, ejaan yang buruk, kesulitan dalam pemahaman, kesulitan mengartikan kata-kata, pembalikan dan penggantian serta tantangan dalam pengurutan. Kesulitan membaca seringkali berasal dari masalah mendasar pada kemampuan literasi dasar siswa. Yang mana membutuhkan cakupan dan urutan sistematis yang memperkenalkan setiap keterampilan fonik berkembang dari yang paling sederhana ke yang lebih kompleks menggunakan teks yang terkontrol. Untuk membantu siswa yang memiliki kesulitan membaca ini guru perlu melakukan strategi intervensi membaca pada area kesulitan mereka. Penerapan strategi sangat penting untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan membaca siswa.

Ada beberapa strategi praktis yang telah terbukti dapat membantu siswa mengatasi kesulitan membaca, contohnya membangun kosakata membaca dan terpapar dengan buku secara konsisten dapat mengenalkan siswa pada berbagai macam kata, membaca dengan keras, mengidentifikasi petunjuk konteks, menggunakan teknologi bantuan Text to Speech (TTS) dan alat bantu visual. Selain dengan strategi tersebut, guru juga bisa mencoba beberapa kegiatan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan membaca. Kegiatan yang dapat dilakukan seperti memodelkan membaca lancar secara lisan, membaca dengan bantuan, membaca lisan terbimbing dan membaca berpasangan. Strategi dan kegiatan yang dilakukan pastinya membutuhkan media untuk membantu mempermudah guru.

Bagi siswa yang mempunyai kesulitan membaca, teknologi dapat menjadi salah satu media yang penting untuk membantu mereka. Buku audio misalnya membantu siswa untuk membaca cerita yang mungkin tidak dapat mereka baca dengan buku tradisional. Alat bantu untuk membaca tidak mahal dan mudah ditemukan karena alat-alat ini dapat diakses pada Komputer, Smartphone dan perangkat digital lainnya. Alat bantu yang bisa digunakan untuk meminimalisir kesulitan membaca adalah Text to Speech (TTS), buku audio dan buku TTS digital, pengenalan karakter optik OCR, alat anotasi, kontrol tampilan, kamus dan tesaurus.

Dengan pemahaman terhadap disleksia itu seperti apa, diharapkan semakin berkurang pula guru yang memiliki stigma negatif, bahwa siswa itu bodoh ketika belum mampu membaca dan menulis. Mengapa demikian, karena selalu ada alasan di balik ketidakmampuan seorang siswa. Mereka hanya perlu bimbingan dan perhatian lebih untuk bisa berkembang. Menyalahkan ketidakmampuan siswa dengan tidak dibarengi dengan pendampingan dari orang tua dan guru, hanya akan membuat siswa tersebut semakin tertekan dan tidak mampu berkembang untuk mengikuti ketertinggalannya dalam pembelajaran. Dengan diagnosis dan penanganan yang tepat, individu dengan disleksia dapat mencapai potensi penuh mereka dan meraih kesuksesan di sekolah dan kehidupan. Perlu diingat bahwa setiap anak itu memiliki keistimewaannya tersendiri. Disleksia bukanlah halangan untuk belajar dan berprestasi. Banyak individu dengan Disleksia telah mencapai kesuksesan dalam berbagai bidang, termasuk sains, seni, dan bisnis.

Tinggalkan Balasan