PDAM Terus Berbenah, Maksimalkan Pelayanan Pelanggan
Tiakur, EXPO MBD
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), terus menerus secara bertahap dan perlahan melakukan pembenahan untuk maksimalkan pelayanan ke pelanggan. Pembenahan jaringan pipa hingga pasokan air dari unit produksi ke unit distribusi. Disadari bahwa kendala utama yang selama dihadapi adalah bukan karena kurangnya debit air tetapi karena sumber energi.
Hal ini disampaikan Direktur PDAM kabupaten MBD, Adam Lewier, SE ketika ditemui wartawan media ini di ruang kerjanya, senin (03/05). Pada tahun 2020 lalu, Pemerintah Daerah kabupaten MBD telah mengalokasikan anggaran untuk membangun jaringan listrik. Saat ini belum bisa dimanfaatkan karena kendala administratif, yang berhubungan dengan proses perijinan penyambungan.
Menurutnya, sebab ijin penyambungan daya 45.000 KWH berasal dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Soal Sertifikat Laik Operasi (SLO) sudah dikantongi, ini sebagai bukti memenuhi persyaratan instalasi listrik untuk beroperasi di unit produksi Werwaru. Sedangkan unit pengumpul Kaiwatu belum, karena jarak bentangannya mencapai kurang lebih 1 km.
Dikatakannya, apabila PDAM mengambi lagi daya 45.000 KWH yang ada maka tegangan akan menjadi tidak normal. Sangat berpengaruh pada pelayanan ke pelanggan di desa Kaiwatu karena ikut terganggu, maka diperlukan lagi pembangunan jaringan dengan travo tersendiri. Sehingga butuh waktu lagi satu tahun mendatang, barulah dikemasi anggaran pembangunannya.
Pasalnya, langkah alternatif yang dilakukan sebagai solusi ketika surat ijin penyambungan dari Kementerian ESDM sudah dikeluarkan, maka unit produksi Werwaru sudah dapat beroperasi. Sedangkan unit pengumpul Kaiwatu masuk ke Tiakur, pihaknya (PDAM Red) sementara “berpikir keras”. Karena soal pelayanan ke masyarakat, berbagai cara akan ditempuh.
Untuk mengisi ruang yang belum terpenuhi dalam rentang waktu hingga tahun depan, ada dua unit genset pengadaan provinsi Maluku tahun 2012 yang akan dipakai. Tetapi sayang, genset ini juga butuh perbaikan, sebab tidak dipakai cukup lama. Sehingga masih menunggu teknisi untuk memperbaiki genset dimaksud, agar dapat beroperasi dan dapat menjawab kebutuhan saat ini, ungkapnya.
Sedangkan terkait tekanan yang mengalami perubahan akhir-akhir ini, menurut sebagian pelanggan sudah menunjukan arah perubahan. Alasannya karena ada pengembangan jaringan dengan bantuan Dinas Pekerjaan Umum provinsi Maluku, sepanjang 3 km. Sehingga jaringan pipa dari Bundaran pantai Tiakur kearah patung kerbau Wakarlely sudah diganti dari diameter 3 inci ke 4 inci, ulasnya.
Didorong dengan sistem pola pembagian pelayanan, jaringan pipa dengan diameter 3 inci tidak masuk sampai ke desa Wakarlely. Hanya sebatas melayani areal Kodim 1511/Pulau Moa hingga patung kerbau atas dan bawah. Sedangkan untuk jaringan pipa 4 inci di sambungkan dengan pipa 3 inci didepan Bank Modern, sehingga dapat melancarkan tekanan air ke pelanggan di desa Wakarlely, ucapnya.
Pelayanan akan menjadi normal saat ini, cuman satu yakni sumber energinya beralih ke Perusahaan Listrik Negara (PLN). Ditambah dengan cadangan sumber energi matahari sebagai pembangkit, niscaya kebutuhan akan air ke pelanggan dapat maksimal. Soal jadwal pelayanan air ke pelanggan masih tetap dengan palayanan 3 kali seminggu, tuturnya mengakhiri. (VQ)