Reses Yan Noach Fokus Penguatan SDM Pengelola KMP

Tiakur, EXPO MBD

Anggota DPRD Provinsi Maluku, Yan Zamora Noach menggelar reses di Daerah Pemilihan (Dapil) Maluku Barat Daya (MBD) dengan fokus utama penguatan kapasitas sumber daya manusia pengelola Koperasi Merah Putih (KMP). Bertempat di Gedung Pertemuan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten MBD, Senin (15/9/2025).

Reses kali ini mengangkat tiga materi strategis yakni Manajemen Dasar Pengelolaan Koperasi oleh Fredy Talapesy, Pengembangan Bisnis Koperasi Desa Merah Putih dengan tema “Pemerataan Pertumbuhan Ekonomi, Memperluas Akses Pasar & Mengurangi Ketimpangan Ekonomi Antar Wilayah” oleh Samson R. Atapary, S.H., Founder dan Owner Kamboti Rempah Maluku, serta materi Pembendaharaan Koperasi oleh Fredy Talapessy.

Reses kali ini memang suasananya sedikit berbeda karena lebih fokus untuk Koperasi Merah Putih karena ada berkat besar tetapi bagaimana mendapatkan berkat itu. Pengembangan koperasi memerlukan kesiapan matang baik dari sisi potensi maupun sumber daya manusia.

Sebagian besar aspirasi masyarakat berkaitan dengan pendampingan dan peningkatan kapasitas SDM pengelola koperasi. Untuk itu ada komitmen untuk berkolaborasi dengan Dinas Koperasi Provinsi dan Kabupaten dalam merencanakan skema pendampingan dan peningkatan kualitas SDM. Selain itu, reses ini juga menyentuh permasalahan lain yang menjadi kebutuhan mendesak masyarakat MBD.

Strategi pengembangan yang diusung fokus pada inventarisasi potensi dan membangun jaringan bisnis yang kuat di luar desa bahkan di luar Kabupaten MBD. Hal ini dinilai krusial mengingat keterbatasan jumlah penduduk di masing-masing desa yang berimplikasi pada terbatasnya perputaran uang jika bisnis hanya berputar secara internal.

Dalam kesempatan yang sama, Samson R. Atapary menjelaskan konsep bisnis Kamboti Rempah Maluku berperan sebagai penghubung antara petani dengan pabrik. Tujuannya adalah membantu petani mendapatkan harga yang layak atas komoditas yang dihasilkan.

Olenya, Ia menawarkan konsep konsolidasi komoditas dari seluruh koperasi dengan target minimal satu kontainer 20 kaki untuk diperdagangkan langsung ke Surabaya, mengingat kota tersebut merupakan pusat sembako termurah.

Sementara itu, Amin Buton menekankan pentingnya pemahaman tentang pembuatan laporan keuangan dan proses pengambilan dana kredit usaha di bank yang telah disiapkan pemerintah. Ada dua hal krusial yang perlu dipersiapkan yakni SDM pengurus koperasi dan kelembagaan dalam bentuk sumber daya manusia.

Praktisi akuntansi ini juga menyoroti pentingnya identifikasi komoditas unggulan setiap desa, mengingat potensi alam dan keunggulan komparatif yang berbeda-beda. Dari data yang ada, bisnis kopra dan arang tempurung menjadi komoditas potensial yang bisa dikembangkan. (exp01)

Tinggalkan Balasan