Seleksi TKKD MBD, Tidak Ada Niat Menyusahkan
Tiakur, EXPO MBD
Tidak ada niat pemerintah kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) untuk menyusahkan sedikitpun dari seleksi Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TKKD) yang dibuat saat ini. Tujuannya untuk memastikan kapasitas, pilihan penempatan dari hati, mempersiapkan diri sedini mungkin mengikuti seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah (CPNSD) dan seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).
Hal ini disampaikan Bupati MBD, Benyamin Thomas Noach, ST pada beberapa kesempatan kegiatan pemerintah daerah kabupaten MBD, belum lama ini. Karena selama ini proses pengangkatan TKKD itu gelondongan. Ambil misal ketika diangkat 1.000 tenaga guru, tetapi biasanya penempatannya baru kemudian ditentukan oleh kepala daerah.
Menurut bupati Noach, ternyata konsep seperti ini menjadi masalah. Sebab ada orang Kisar yang begitu ditempatkan di Babar merasa dibuang. Orang Moa ditaruh di Kisar merasa dibuang. Orang Leti ditaruh di Wetar merasa dibuang. Kalau begitu sehingga bukan Bupati yang memutuskan, maka mereka sendiri yang memutuskan dalam seleksi karena ada 3 (tiga) pilihan.
Dikatakannya, karena ada 3 (tiga) pilihan dalam seleksi TKKD pastinya ada pilihan yang benar-benar dari hati, pilihan dengan pikiran dan pilihan karena terpaksa. Karena setelah seleksi akan ada tatap muka masing-masing untuk dapat memastikan bahwa, orang itu betul-betul iklas mau mengabdikan dirinya di tempat-tempat pengabdian.
Mengapa mestinya seleksi TKKD dilakukan, karena MBD terpukul dengan adanya seleksi P3K guru tahap pertama hanya 2 orang yang melewati passing grade, ketika passing gradenya diturunkan hanya 25 orang yang lulus dari 700 orang yang ikut tes kala itu. Sedangkan kuota yang diperjuangkan di pusat untuk diberikan kepada MBD sebesar kurang lebih 500 orang, ungkapnya.
“Maka belajar dari kondisi ini, pemerintah daerah kabupaten MBD juga harus buat seleksi sendiri dulu. Bertujuan untuk mempersiapkan diri sejak dini. Sehingga kedepan juga diharapkan MBD akan lebih maju karena pegawai kontraknya adalah orang-orang hebat. Tidak mungkin ada murid yang hebat tanpa guru yang hebat,” ulasnya.
Tenaga medis juga akan didorong untuk ditempatkan di daerah-daerah terpencil untuk bisa mengatasi masalah-masalah kesehatan yang masih minim. Sehingga rakyat tidak lagi menghabiskan uang banyak untuk mendapatkan kesehatan itu, tutupnya. (VQ)