Protes Wasit, Roma Boikot Laga Final YSC Cup
Tiakur, EXPO MBD
Para pemain voly putera Roma (Ryomna Hera Ili) yang datang untuk ikut bertanding dalam kejuaraan Open Turnamen Yesry Sport Club (YSC) Cup melakukan aksi protes terkait beberapa kesalahan keputusan wasit dalam final laga tanding antara tuan rumah tim voly YSC, Sabtu (13/05). Malah laga final ini Roma sampai boikot saat pertandingan sedang berjalan dan memilih untuk tidak melanjutkan.
“Iven ini sangat bergengsi karena ada partisipasi pemain level nasional. Kami hadir disini tidak lain hanya untuk menunjukan kualitas dalam sportivitas untuk sebuah permainan baik yang ditampilkan. Berbekal sejuta pengalaman dalam dunia voly saya ingin menjadi motivator untuk generasi Roma. Ini bukan tentang bonus yang hendak diraih, ketika disandingkan dengan biaya tim jauh lebih besar,” ungkap Hendrik Mabala kapten tim Roma.
Menurut Mabala, menjadi kekesalan untuk wasit sudah sejak pertandingan sebelumnya tim Roma saat menjamu tim voly Dasmasela BC. Kekeliruan wasit saat memberikan kartu kuning ditambah kartu merah tetapi tidak dikeluarkan dari lapangan pertandingan, ini sebuah kekeliruan. Semua berpengaruh kepada tim karena ada dalam tekanan wasit.
“Maka tawaran solusi kami kepada KONI dan PBVSI kabupaten Maluku Barat Daya untuk menertibkan wasit yang ada sehingga memiliki legalitas sebagai wasit propesional. Ambil misal, jangan sampai wasit sepak bola datang untuk jadi wasit voly indoor. Wasit voly pantai datang pimpin pertandingan voly indoor, ini salah kamar jadinya sebab aturannya beda,” ungkap Mabala.
Selain itu salah satu pemain Roma (Ryomna Hera Ili), Rano Ungirwalu juga mengatakan bahwa dilihat dari kacamata atlet bahwa proses dalam pertandingan tidak sesuai Standart Operasional Prosedur (SOP). Kemudian protes yang dilakukan oleh kapten itu sesuai dengan hak mutlak apabila ada kekeliruan dalam pengambilan keputusan.
“Wasit seharusnya memanggil kapten untuk memberikan pencerahan guna menenangkan situasi menjaga keamanan dan ketertiban agar pertandingan dapat berjalan lancar sampai akhir. Sangat disadari bahwa kita masih minimnyan SDM wasit di kabupaten MBD. Beralasan karena berbekal pengalaman saya cukup paham soal aturan,” ucapnya.
Dirinya punya kerinduan untuk berkolaburasi dengan baik sehingga dapat saling memberi masukan untuk generasi di kabupaten MBD. Tetapi yang diperoleh jauh dari yang diimpikan, oleh sebab itu sebagai atlet profesional sangat berharap agar KONI dan PBVSI kabupaten MBD dapat meningkatkan SDM wasit dengan pelatihan rutin. (VQ)