Peletakan Batu Pertama GBI Rock “Moa Tanah Masa Depan”

Tiakur, EXPO MBD

Cerita peletakan batu pertama pembangunan gedung Gereja Betel Indonesia (GBI) Rock jemaat Tiakur, hikmat diberikan Tuhan dan menginspirasi Johanes William Domlay selaku hamba Tuhan yang dipanggil dan diutus ke Moa. Untuk mengemban visi bagi pulau Moa dengan konsep “Moa Tanah Masa Depan” sebab hidup tanpa visi itu liar, umat akan bodoh ketika tidak mempunyai visi.

Hal ini disampaikan dalam hotbah sang gembala, Johanes William Domlay kala peletakan batu pertama gedung GBI Rock Jemaat Tiakur, rabu (24/02). Sama dengan seorang pemimpin yang tidak mempunyai visi, karena hanya akan menghabiskan masa waktu jabatan. Harus ada visi sehingga tujuan gereja dapat tercapai, bukan hanya membangun gedung semata.

Lanjutnya, sebab dibawah terik matahari sekalipun sebuah visi akan digenapi. Moa tahun 2021 bukanlah Moa tahun 1950, mengapa harus Moa dijadikan tempat untuk sebuah visi “Moa Tanah Masa Depan” karena di tanah inilah semua keputusan-keputusan besar diambil untuk masa depan kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) bahkan masa depan Indonesia.

Bukanlah membangun gedung semata menjadi ukuran sebuah monument, tetapi keputusan sudah diambil sejak awal bahwa konsentrasi adalah pembangunan manusia. Sebab dalam Yeremia 29 : 7 menyampaikan bahwa “Usahakanlah kesejahteraan kota dimana kamu akan buang, dan berdoalah kepada kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Bupati MBD, Benyamin Thomas Noach dalam kesempatan yang sama saat peletakan batu pertama gedung GBI Rock Jemaat Tiakur. Kalau saat ini GBI Rock Jemaat Tiakur tidak hanya membangun gedung saja tetapi focus juga untuk membangun gerejanya. Sehingga pemerintah dan gereja itu ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.

Menurut Noach, percuma juga ketika pemerintah membangun infrastruktur yang baik tetapi mentalitas warganya tidak baik, pasti tidak ada sebuah keberhasilan. Sehingga pemerintah sendiri membutuhkan kelompok spiritual untuk bersama membangun. Pemerintah bangun infrastruktur dan kelompok spiritual membangun mentalnya.

Dibenarkan Noach juga bahwa benar “Moa Tanah Masa Depan” karena disinilah semua keputusan besar akan dibuat. Semoga pulau moa ini menjadi masa depan dan MBD menjadi kabupaten masa depan untuk indonesia. Dengan menyatukan hati bangun bersama MBD dengan cara dan kebiasaan orang MBD, kurang-kurang pasti ada, karena tidak ada yang sempurna.

Noach juga mengajak untuk saling menopang dan bisa juga mengoreksi. Sebab pemimpin yang tidak ingin dikoreksi itu tanda kejatuhan. Dan dirinya (Noach Red) bukan tipe pemimpin yang tidak ingin dikoreksi, kapan saja diberikan ruang dan waktu untuk dikoreksi. Dilandasi dengan sejuta pengalaman sebagai aktivis di masa lalu yang membentuknya menjadi tangguh. (VQ)

Tinggalkan Balasan