Makna Natal Kemitraan Jemaat Wakarlely dan Polihu

Polihu, EXPO MBD

Natal adalah merupakan momen untuk berbagi suka cita kepada sesama. Kasih natal yang begitu indah, harusnya dirasakan juga oleh semua. Orang tua dan anak-anak yang ditinggal sanak saudara keluarga. Saat-saat inilah ada rasa berbagi kasih. Natal dalam bentuk berbagi kasih di jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Polihu, klasis Leti Moa Lakor (Lemola).

Hal ini merupakan bentuk perhatian Wadah Pelayanan Pria (Pelpri) dan Wadah Pelayanan Wanita (Pelwata) jemaat GPM Wakarlely kepada sesama. Saat menjelang natal, mengunjungi mereka yang dirasa perlu. Hidup harus saling berbagi, itulah prinsip natal yang dibuat saat ini. Dimana gereja berdiri disitulah komitmen untuk harus bersumbangsih.

Menurut Ketua Majelis Jemaat Raapsari Wakarlely, R. Hitipeuw Lerick bahwa bukan cuman soal berbagi tetapi ada sebuah pembelajaran yang mesti diambil dari jemaat Polihu. Bahwa jemaat yang paling kecil di klasis Leti Moa Lakor (Lemola), mengajarkan hal sederhana. Memiliki kekuatan persekutuan yang sangat kuat, karena dengan jumlah 30 Kepala Keluarga (KK) mampu membangun gereja.

Dikatakannya, dalam kesederhanaan mengajarkan kekuatan batin yang sangat luar biasa. Karena itu ada ajakan untuk belajar dari komitmen, semangat dan daya juang jemaat kecil (Polihu). Tidak ada sedikitpun kekuatiran, tetapi dinyatakan dalam segala tindakan. Karena keyakinan iman telah menghentarkan jemaat polihu pada pembangunan gereja yang hampir selesai.

Selain itu Ketua Majelis Jemaat Proxsenos Polihu, Elipo Marino Salakay juga menyampaikan bahwa kehadiran jemaat Raapsari Wakarlely merupakan sebuah kebanggaan “dangke su datang mangente katong”. Kerinduan ini ada sebagai wujud kepedulian dan rasa kalau jemaat Polihu tidak sendiri. Akhir kata yang tergores rasa pesan moral yakni  “Jang Lupa Katong Jemaat Proxsenos Polihu”. (VQ)

Tinggalkan Balasan