Kadis Dikbud MBD Apresiasi TK Kalwedo

Tiakur, EXPO MB

Apresiasi kepada TK Kalwedo, Yayasan Pelita Kasih karena anak-anak mampu menyanyikan lagu Indonesia raya dengan lantang. Berani tampil dengan mengekspresikan bakat dan kreativitas. Meningkatkan kemampuan berkarya dan mental tampil di depan publik. Sekaligus bangga karena TK Kalwedo juga inklusif, mampu melibatkan semua orang dari berbagai perbedaan.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Roberth Yapeky, S.Pdk, M.PD saat memberikan sambutan pada acara lepas pisah 41 anak dan pembagian raport TK Kalwedo, Yayasan Pelita Kasih Tahun ajaran 2023-2024. Bertempat di aula Bapedalitbang Kabupaten MBD, Kamis (13/06/2024).

Menurut Yapeky, Yayasan Pelita Kasih sebuah nama yang memiliki nilai positif. Sebab terdiri dari 2 kata yakni pelita berarti menerangi kegelapan dan kasih itu berarti sesuatu yang dilakukan untuk menyenangkan orang lain terutama Tuhan. Sehat, cerdas, ceria, berakhlak mulia. Teruslah berajar dan berkarya sejak dini untuk nusa dan bangsa. Sukses dimasa depan.

Ia bercerita, ada seorang filsuf Inggris Jhon Locke punya teori yang sering kali dikonsumsi dalam pendidikan anak usia dini paling terkenal itu teori tabula rasa. Dalam pendekatan empirisnya bahwa kalau berpikir tentang manusia maka itu harus dimulai dari bagaimana cara menempa sejak baru lahir ibarat sebuah ‘kertas kosong’ yang mana membutuhkan orang dewasa untuk mengisi dan mewarnainya.

Lebih lanjut Ia mengungkapkan, benar adanya bahwa kalau seorang anak kecil jika dimulai dengan pembinaan dan pengelolaan berpikir. Mulai dari orang tua dirumah dengan menuliskan kata-kata yang indah, mewarnai dengan jenis beragam ketika dipandang mata manis. Maka anak akan menorehkan prestasi yang baik, sebab pendidikan itu adalah usaha sadar dan terencana.

Pendidikan secara umum selalu dianggap menjadi bagian dari tugas guru semata, padahal guru tidak diterjemahkan mengarah kepada spesifikasi tamatan pendidikan guru. Ternyata pendidikan itu dapat dilakukan oleh orang tua pertama sebagai guru di rumah. Menjadi pertanyaan apakah orang tua sudah torehkan pendidikan yang baik untuk anak-anak atau tidak, ungkapnya.

Sudah mendidik, membimbing, mengarahkan dan melatih anak-anak sejak dini di rumah tentang pendidikan. Ini sifatnya evaluatif untuk melakukan koreksi bahwa tanggungjawab sebagai orang tua untuk melakukan pendidikan kepada anak. Pendidikan Anak Usia Dini telah meletakan fondasi yang kuat maka saat berpindah jenjang tidak melakukan penyesuaian dan adaptasi yang banyak, ujarnya.

Transisi PAUD harus memberikan sebuah legitimasi tentang harapan pada sekolah jenjang berikut bahwa siswa benar-benar berprestasi. Sehingga guru ditingkat selanjutnya yakni Sekolah Dasar akan menempa sesuai fase. Oleh karena itu, transisi PAUD yang diluncurkan saat ini adalah transisi PAUD yang menyenangkan peserta didik, orang tua juga guru Taman Kanak-kanak dan guru Sekolah Dasar, ucapnya.

Ia meyakini bahwa TK Kalwedo dibawah naungan Yayasan Pelita Kasih ini punya kemampuan siswanya berkompotisi untuk menghasilkan mutu yang baik. Tantangan kedepan berupa evaluasi setelah masuk pada jenjang Sekolah Dasar memiliki kualifikasi juara. Lembaga bermutu maka dapat dipastikan menjadi sekolah unggulan dan paling banyak minat, tuturnya.

Perpisahan adalah sebuah hal yang biasa. Kalau secara emosional, hubungan ibu bersama dengan anak-anak dan guru pasti sudah terbangun keakraban. Melepaskan saja terasa berat karena sudah ada dalam sebuah masa bersama-sama. Tetapi apalah daya, harus melepaskan anak-anak untuk melanjutkan studi pada jenjang sekolah dasar, ulasnya mengakhiri. (VQ)

Tinggalkan Balasan